Perkembangan teknologi di dunia otomotif semakin
hari semakin berkembang pesat. Oleh karena itu bagi orang yang berkecimpung di
dunia pendidikan, khususnya di bidang teknik otomotif harus selalu mengikuti
perkembangan teknologi tersebut. Jadi pendidikan juga harus berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi sekarang ini. Untuk mengikuti perkembangan
teknologi kita dapat mengupdate pengetahuan kita dengan mencari
informasi-informasi baru yang berkaitan dengan teknologi baru tersebut. Pada
postingan kali ini saya ingin berbagi informasi yang akan membahas tentang
perkembangan teknologi pada sistem pengereman. Sistem rem atau brake
system mutlak diperlukan pada setiap kendaraan, karena ketika
kendaraan sedang melaju dan untuk menghentikan kendaraan tersebut pengemudi
harus dapat dengan mudah menghentikannya.
Sistem rem yang sekarang ini banyak digunakan
adalah jenis rem hidrolik. Sistem rem hidrolik memang memiliki tingkat
pengereman yang baik, tetapi pada kondisi tertentu seperti ketika saat
pengereman mendadak maka akan terjadi penguncian pada roda yang menyebabkan
slip sehingga menyebabkan kendaraan sulit dikendalikan. Seiring dengan
perkembangan teknologi, sekarang ini sistem rem hidrolik pada kendaraan sudah
banyak diganti dengan teknologi Antilock Brake System (ABS),
dimana sistem rem ini mencegah terjadinya penguncian pada roda dan memperpendek
jarak pengereman.
Gambar 1. Keunggulan Kendaraan dengan Sistem ABS
Untuk mempermudah pembahasan tentang
teknologi Antilock Brake System (ABS), maka akan dijelaskan
lebih rinci pada penjelasan sebagai berikut:
A.
Pengertian Antilock Brake System (ABS)
Antilock Brake System (ABS) adalah
sistem rem yang mengontrol tekanan minyak rem dari master silinder ke setiap
silinder roda/caliper agar tidak terjadi penguncian saat pengereman
berlangsung. Lebih khusus lagi ABS merupakan sistem rem yang dapat memberikan
kontrol yang cukup pada tekanan minyak rem agar selalu pada angka slip optimum
antara roda dan permukaan jalan, sehingga kendaraan dapat berhenti dengan baik dan
cepat.
Keuntungan sistem ABS adalah sebagai berikut :
1. Penguncian roda depan dapat dicegah pada saat terjadi pengereman
secara mendadak, sehingga pengendalian tetap stabil.
2. Penguncian roda belakang dapat dicegah pada saat terjadi
pengereman mendadak sehingga terhindar dari bagian belakang kendaraan memutar
dan steering terjaga tetap lurus.
3. Electronik control mengatur gaya pengereman menuju koefisien
yang optimum gaya gesek antara roda dan permukaan jalan yang akan memperpendek
jarak pengereman.
4. ABS dapat bekerja secara konvensional dengan fungsi Fail-Safe bila
ABS tidak bekerja dengan baik. Saat fungsi Fail-Safe aktif,
lampu peringatan akan menyala untuk mengingatkan pengemudi akan adanya masalah
pada sistem ABS.
B. Perbedaan Proses Kontrol
Rem Konvensional dengan ABS
1.
Rem Konvensional
Gambar 2. Proses Kontrol Rem Konvensional
Saat
pengereman mendadak, tekanan minyak rem akan meningkat cepat dan mengunci roda.
Hal ini akan terjadi lebih cepat bila kondisi jalan licin.
2.
Rem ABS
Gambar 3. Proses Kontrol Rem ABS
a. Saat roda mulai mengunci, tekanan rem dijaga pada titik A oleh
perintah yang dikirim dari control modul sehingga perlambat
roda dapat lebih halus/lambat.
b. Saat putaran roda menurunkan kecepatan mengunci roda berdasarkan
perintah (tekanan dijaga) yang dikirim dari ABS control modul,
tekanan rem menurun mulai titik B.
c. Saat perlambatan roda berhenti terjadi tekanan rem pada titik itu
sehingga percepatan roda kembali terjadi.
d. Saat percepatan roda semakin besar, ABS control
modul mendeteksi bahwa gaya pengereman berkurang, tekanan rem akan
dinaikkan., mulai titik C. Kontrol dari tekanan rem ini berdasarkan kecepatan
kendaraan, menyediakan gaya pengereman yang optimum untuk menghindari
penguncian roda.
C.
Prinsip Kerja ABS
ABS tidak akan bekerja pada pengereman
normal/roda belum slip. Ketika mulai terjadi penguncian pada roda/terjadi slip
ABS akan mulai bekerja, yaitu pada efektive range 0,1-0,3. Slip pada roda akan
dideteksi oleh wheel speed sensor yang kemudian diinformasikan
ke ABS control modul, kemudian ABS control modul memberi
informasi kepada hidrolik unit untuk mengatur tekanan minyak rem ke caliper
sehingga roda tidak akan terkunci.
Gambar 4. Grafik Pengontrolan Sistem ABS Terhadap Slip Ratio
Untuk lebih jelasnya perhatikan video berikut:
D. Komponen Utama Rem ABS
1.
Wheel Speed Sensor
Wheel Speed Sensor berfungsi untuk
mendeteksi kecepatan roda dan mendeteksi terjadinya slip pada roda kendaraan
yang nantinya data yang diterima diinformasikan ke ABS Control Modul.
Wheel speed sensor terdiri dari
sensor dan rotor. Di dalam sensor terdapat magnet yang menghasilkan garis gaya
magnet dan pada rotor terdapat roda gigi. Saat rotor berputar roda gigi yang
berputar memotong garis gaya magnet sehingga menghasilkan gaya induksi elektromotif
bolak-balik sesuai dengan kecepatan rotor. Oleh sensor gaya induksi
elektromotif bolak-balik ini dubah menjadi sinyal gelombang sinus tegangan
kemudian dikirimkan ke ABS Control Modul.
Gambar 5. Konstruksi Wheel Speed Sensor
Gambar 6. Output Signal
2.
ABS Control Modul
ABS Control Modul adalah unit
yang memproses semua sensor untuk mengendalikan kerja sistem rem ABS dengan
cara mengatur kerja setiap solenoid yang ada didalam hidrolik unit.
Selain fungsi tersebut
ABS Control Modul sebagai:
a. Fungsi Self Diagnosis, adalah fungsi
untuk mendiagnosa sistem dan komponen rem pada berbagai kondisi dan hasilnya
diinformasikan dalam DTC dengan penyalaan lampu peringatan ABS.
b. Fungsi Fail-Safe, adalah fungsi keamanan dimana jika terjadi
masalah pada fungsi ABS, maka sistem ABS akan off dan sistem rem akan kembali
pada sistem rem konvensional (tanpa ABS).
c. Sirkuit Pembentuk Gelombang, merubah sinyal output dari wheel speed sensor
berupa gelombang sinus (analog) yang frekuensinya berubah-ubah berdasarkan
perubahan kecepatan roda menjadi sinyal pulsa (digital) sehingga dapat diproses
oleh micro komputer.
d. Micro Computer Unit (MCU), mendeteksi kecepatan roda, percepatan
atau perlambatan kecepatan roda dan kecepatan kendaraan sesuai dengan sinyal
digital yang dikirim dari sirkuit pembentuk gelombang sehingga kondisi slip
kendaraan dapat dideteksi setiap waktu: (1) Saat perlambatan kecepatan
roda menurun drastis hingga dibawah kecepatan yang ditentukan, MCU menentukan
angka slip tinggi dan mengirim sinyal untuk menahan atau mengurangi tekanan
rem. (2) Sebaliknya saat percepatan kecepatan roda meningkat hingga pada batas
yang telah ditentukan, MCU menentukan angka slip rendah mengirim sinyal untuk
menaikkan tekanan rem.
e. Sirkuit Solenoid Control, sirkuit ini
menggunakan power transistor dan mengontrol arus yang mengalir ke solenoid
valve didalam hidrolik unit.
f. Sirkuit Fail- safe, sirkuit ini memonitor kerja dari sensor,
solenoid dan ABS control modul. Bila terdapat unit atau sistem yang tidak
berfungsi sirkuit akan menghentikan kerja dari semua solenoid dan motor, dan
sistem rem akan berfungsi secara konvensional, lampu peringatan ABS pada panel
instrumen akan menyala.
3.
Hidrolik Unit (Actuator)
Hidrolik unit terdiri dari solenoid valve,
pompa, reservoir, accumulator. Solenoid valve mengubah
posisi anchor berdasarkan output dari
ABS control modul.
a. Saat sirkuit penghasil tekanan terbentuk, minyak rem dalam
caliper/wheel cylinder mengalir menuju ke reservoir dan
tekanan rem menurun. Pompa mengalirkan minyak rem ke accumulator dimana
tersimpan minyak rem yang bertekanan tinggi, sebelum dikembalikan ke master
cylinder.
b. Saat sirkuit penahan tekanan terbentuk, saluran caliper terputus
dan tekanan minyak dalam caliper dijaga agar konsisten.
c. Saat sirkuit peningkatan terbentuk, minyak rem yang bertekanan
tinggi pada accumulator diteruskan ke caliper. Bila tekanan
minyak rem dalam accumulator belum tinggi, tekanan minyak rem
dalam caliper sama dengan tekanan minyak rem pada master cylinder.
Gambar 7. Hidrolik Unit
E.
Pengoperasian ABS
Gambar 8. Bagan Pengoperasian ABS
Demikian sedikit penjelasan tentang
teknologi Antilock Brake System (ABS), untuk konstruksi
hidrolik unit dan fungsi dari masing-masing komponennya akan kita bahas pada
postingan selanjutnya.
Terima kasih telah berkunjung di blog rizkapradhana.blogspot.com
1 komentar:
izin copy mas
Posting Komentar